Padang Dua Belas, Kota Ghaib nan Megah (tamat)
Selesai menutup pintu surau aku kemudian menuju mobil. Kasian Masha jika terbangun dan tak melihatku, nanti dia akan berpikir macam-macam lagi. Suasana disini sangat gelap sama seperti saat maghrib di Telok Batang saat pertama aku datang kesana bersama ayah, belum jauh aku melangkah seseorang memanggilku. “maaf mba, Assalamualaikum. bisakah engkau membantu istriku?” tanyanya “wa’alaikumsalam”, ternyata ia pria yang wajahnya bercahaya tadi. “apa yang bisa saya bantu pak?” tanyaku padanya. “sepertinya istri saya mau melahirkan, bisakah mba membantunya? Katanya lagi. “saya ada mobil, bagaimana kalau kita bawa kerumah sakit atau puskesmas terdekat, atau mungkin ada klinik bidan disini” tawarku padanya. “mari kerumah saya sebentar” ajaknya. Akupun mengikuti pria itu dari belakang, langkah kakinya cepat, ia sedang khawatir, aku berusaha menyusul nya agar tidak tertinggal jauh. Suasana disini yang tadi gelap kemudian kurasakan mulai sedikit terang. Berbelok kearah kanan, a...